Jumat, 02 November 2012

Dari sahabat




Alhamdulillah akhirnya ujian tengah semester selesai juga
Itu artinya hari ini hingga dua hari ke depan adalah waktu libur nasional bagi kami. Ya, kami mahasiswa Agronomi da Hortikultura IPB.


Kami jarang sekali mendapatkan kesempatan untuk berlibur, karena biasanya waktu weekend pun kami habiskan untuk mengerjakan laporan-laporan dan tugas kuliah.

Terlebih di hari senin hingga Jumat jadwal kami dipadati untuk praktikum-praktikum yang sangat menguras tenaga. 
Senin    --> Praktikum Teknik Budi daya Tanaman di Kebun percobaan Cikabayan
Selasa  --> Praktikum Ekologi Pertanian di Cikarawang
Rabu    --> Praktikum Ilmu Tanaman Pangan di Cikawah
Kamis   --> Praktikum Pengendalian gulma di Kebun percobaan Cikabayan 
Jumat   --> Praktikum Bioteknologi Tanaman di Laboratorium lantai 6

Itu baru praktikumnya, belum jadwal kuliah yang lumayan padat merayap seperti kondisi jalanan menuju Puncak (Cisarua, Bogor).

Tapi itu yang membuat kami semakin termotivasi untuk belajar lebih dalam mengatur segala hal. Mulai dari mengatur kondisi badan, karena waktu praktikum yang semuanya dilakukan jam 7 pagi (kecuali biotek) kadang membuat kami lupa sarapan. Kemudian mengatur jadwal mencuci pakaian. Apalagi setelah praktikum Ilmu Tanaman Pangan yang mengharuskan kami merelakan pakaian kami ikut nyebur ke sawah :). 

Semua itu membuat kami senang di AGH. Semester ini benar-benar ke-AGH-annya terasa sekali.

Namun yang sedikit disesalkan adalah kini keakrabanku dengan beberapa sahabatku sedikit berkurang. Mungkin karena kami jarang bertemu. Praktikum kami jarang sekali berbarengan. 


Amloh, ia sibuk menjadi SR (Senior Resident) di asrama 
Takbir, sama saja. Ia juga menjadi SR di asrama putra.
Kamila, ia pergi meninggalkan kuliah untuk belajar ilmu agama.
Atika, ah sama si neng yang satu ini mah masih sering bareng, wong kami udah kaya kembar siam..hehe

Tapi sungguh rindu hati ini bertemu kalian untuk sekedar makan bersama.
Jadi ingat ketika kalian berempat kuliah Fisilogi Tumbuhan bareng, dan karena pusing mendengarkan ocehan dosen kalian sempatkan membuat puisi untukku^^. 

Untuk Wida –> Chibi

Wahai sobat kecilku nan lugu
Inginku mencubit pipimu yang lucu
Dengan tangan malu-malu
Aku mundur meski ku mau 
Wajar saja dag dig dug tiap bertemu
Aku mendekatimu dengan alasan beribu
Raut wajahmu terpaku
Dalam kerdipan mata menuju
Aku sadar telah tersipu
Tapi hati ini takkan tertipu
Ingin hati tuk memilikimu 
Huh, maafkan aku
Untuk semua cerita itu
Masa lalu adalah masa lalu
Aku merindu pada orang yang itu
Ibuku, dan kau mirip ibuku
Rencana Tuhan kan lebih padu
Oh Wida, kaulah yang terpaut dalam hatiku

hehe..ada-ada saja. Cukup gaje tapi membuatku senang. Katanya puisi ini mereka buat dari nama panjangku. Amati saja setiap huruf awalannya. Jika disusun membentuk  tulisan Wida Wardati Humairo^^

Terima kasih sahabat :)



Tentang "Ucup"



Ini bukan hanya bualan
Tapi ini adalah kenyataan

Pernahkah terbesit dipikiran kalian bahwa kalian  harus hidup dengan suatu beban yang amat sangat berat? yang mungkin tiada orang yang ingin menanggungnya?
meski orang itu sekuat superman, atau bahkan sehebat spider-man

Dialah Ucup

Adik kelasku yang cukup akrab denganku.
Usia kita terpaut satu tahun, dan yang pasti ia lebih muda dibandingku.

Awal pertemuan kita adalah ketika SMA. Saat itu ia masih kelas sepuluh, dan aku kelas sebelas.Entah bagaimana ceritanya, akhirnya kita bertemu dalam satu ekstrakurikuler yang cukup favorit di sekolah, Marching Band Gema Swara Mandapa :)

Dari sekian banyak alat musik yang tersedia, aku  memilih snare drum yang pada awalnya ku kira kompor minyak, habisnya bentuknya mirip seperti kompor minyak :). Begitupun dengan dia. Itulah awal mulanya kita menjadi akrab. Terlebih kita sering membahas hal  yang kurang penting tentang pertandingan sepak bola yang kami gemari. MU vs Liverpool :). 
Setiap minggu kita bertemu tiga kali untuk menabuh snare drum bersama, belum lagi papasan di sekolah ataupun ketika akan naik angkot 09 di depan Rumah makan "Cibiuk" yang saat ini sudah berganti menjadi bangunan mewah Mc Donnals.

Alunan irama terompet yang syahdu diiringi dengan sahut-sahutan tabuhan drum menghasilkan harmoni yang indah, belum lagi ditambah suara Mellophone dan Barithone yang mendayu-dayu. Indah nian ku dengar.

Begitulah rutinitas kami di sekolah, bermain musik. Namun tak hanya untuk pelipur lara, tapi juga untuk menyalurkan hobi. Asalkan kalian tahu, salah satu motivasiku masuk ke sekolah ini adalah untuk ikut Marching Band, ingin main musik. Sampai-sampai aku tidak mengambil kesempatan bersekolah di dua SMA Negeri yang sudah rela menerimaku. (wah wah wah..ternyataa..hehe^^)

#Skip

Kembali ke Ucup. Ya, awalnya dia adalah remaja normal layaknya teman-teman seusianya. Namun ketika masih kelas sepuluh ia merasakan ada hal yang tak biasa dan sedikit menggangu kesehatannya. Setiap malam kakinya mulai sering sakit, bahkan sakit sekali hingga susah untuk tidur. Tak lama dari itu perlahan-lahan kemampuannya mendengar juga sedikit menurun. Ia bahkan tidak bisa mendengar apa-apa yang disampaikan oleh guru-guru di depan kelas. 
Terpaksa ia meminta temannya untuk mengajarkan materi yang disampaikan oleh para guru, dan tak lupa meminjam catatan temannya itu untuk ia pelajari sendiri di rumah. Dua tahun lebih ia lakukan hal yang demikian. Sejak saat itu pula ia mengundurkan diri atau keluar dari Marching Band -_-. 

Diagnosis dokter pertama kali adalah ia terkena penyakit bronchitis. Namun setelah sekian lama tak tampak sedikitpun perbaikan yang ia alami. Ketika ia duduk di kelas dua belas akhirnya ia dan keluarga memutuskan untuk kembali berobat, namun ke tempat yang lebih terjamin, mereka memilih salah satu rumah sakit di Jakarta. Ternyata setelah diselidiki lebih lanjut penyakit yang diderita ucup adalah penyakit yang sangat serius, yakni kanker. Kaget bukan main ketika kudapati kabar bahwa ucup terserang kanker. 
Cobaan yang Allah berikan kepada hambanya sungguh tak dapat disangka-sangka. Namun kulihat ucup adalah anak yang kuat. Ia tampak tegar menghadapi ini semua.

Sampai sekarang kami masih sering berkomunikasi lewat chatting, karena sampai saat ini sekedar untuk ngobrol saja masih sulit.Tapi tak apa, yang penting silaturahim kita masih terjaga.

Bangga punya teman sekaligus adik yang masih bisa semangat menghadapi kehidupan ini walau harus hidup dalam bayang-bayang kanker. 
Malu kadang kalau ingat diriku yang sedikit sekali mensyukuri nikmat yang Allah berikan..

Sudah diberi kehidupan yang enak, tapi masih sering menyia-nyiakan.
Ampuni kami ya Rabb.

Untuk ucup, semangat selalu yaa..semoga lekas sembuh
Semoga selalu dalam lindungan Allah

Ammin ya Mujiib
[Foto056.jpg]
ini dia Yusuf Hardiman alias "ucup"